InsideNTB.com, BIMA – Baru baru ini sebuah lembaga sosial masyarakat yang tergabung dalam, Lembaga Bina Damai Resolusi Agama (LEMBIDARA) menggelar sebuah fokus Grup Diskusi (FGD) yang intinya menolak labelisasi terioris dan tindakan radikalisme atas nama agama di Kabupaten Bima.
FGD tersebut mengangkat tajuk, Islam misi damai anti kekerasan tersebut melibatkan lintas elemen, baik dari majelis ulama setempat, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Forum Umat Islam (FUI), Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU), Laskar Jamaah Ansarut Daulah (JAD), perwakilan Kemenag serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat lainnya.
“Kenapa Bima selalu dilabeli sarang teroris. Nah, ini umat Islam dan ulama harus counter ini. Masyarakat Bima tidak setuju jika radikalisme membawa bawa nama Islam,” kata, Ustad Asikin, Ketua Forum Umat Islam (FUI) Bima, di Bima, Jum’at (16/4/2021).
Sementara itu, ketua LEMBIDARA Bima, H.Eka Iskandar Zulkarnaen menegaskan, issue Radikalisme pasca ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar sangat meresahkan. Terlebih menurutnya, telah terbentuk opini di sebagian masyarakat bahwa kaum Radikal ini telah menunjukkan eksistensinya, terutama di Bima.
Menurutnya, persepsi ini yang ingin diluruskan para tokoh, ulama lintas elemen di Bima dalam FGD itu. Radikalisme di Bima muncul akibat gerakan kelompok tertentu yang mengatas namakan Islam.
“Kita berharap kita dapat memberikan edukasi, pencerahan kepada masyarakat Bima soal gerakan dan prinsip radikalisme yang merugikan semua pihak. Radikalisme ini harus jadi musuh kita bersama, maka itu diskusi dan silaturohmi para tokoh untuk membahas ini harus terus dilakukan,” ujarnya.
Sejumlah tokoh ini juga menggelar deklarasi mengecam aksi teror yang dilakukan kelompok tertentu yang tujuannya ingin memecah belah NKRI dan penduduk antar umat beragama di Indonesia.
Mereka para tokoh dan pimpinan ormas agama di Bima tadi juga menolak munculnya opini negatif tentang Bima sebagai sarang gerakan terorisme. Serta menolak pelabelan bahwa Islam adalah agama garis keras.(RED)