Menanti Manfaat Jaringan Irigasi 782 M Bagi Petani KSB

Oleh : Muh. Erry Satriawan, SH, MH, CPLE

Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 20 November 2023 genap berusia 20 tahun. Di usia yang ke 20 KSB kita semakin bersyukur terhadap pembangunan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satunya, bendungan Bintang Bano yang kini menjadi bendungan terbesar di NTB dengan luas genangan 256 hektare.

Bendungan ini dirancang untuk membendung aliran sungai Brang Rea dengan volume 76 juta meter kubik. Desain konstruksi bendungan ini menggunakan tipe bendungan rockfill inti tegak dengan tinggi 72 meter, panjang 497,25 meter, lebar puncak 12 meter, serta elevasi puncak +120 meter yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo Senin, 14 Januari 2021 lalu.

Bahkan mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bintang Bano, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I tengah melakukan rehabilitasi peningkatan Daerah Irigasi (DI) Kalimantong II (2.500 ha) dan pembangunan DI Bintang Bano (4.200 ha). Bendungan Bintang Bano dibangun sebagai bendungan multifungsi yang tak hanya menampung air saja.

Foto ist: Muh. Erry Satriawan, SH, MH, CPLE

Dengan kapasitas yang dimiliki, Bendungan Bintang Bano bisa memenuhi kebutuhan air baku untuk 7 kecamatan di Sumbawa Barat dengan kapasitas 550 liter per detik. Air yang ditampung di bendungan ini juga dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian. Bendungan Bano akan mengairi lahan pertanian seluas 6.700 hektare, di mana 4.200 hektare diantaranya merupakan pertanian tadah hujan. Adanya saluran irigasi ini diharapkan bisa memberikan hasil pertanian yang lebih maksimal. Bendungan multifungsi Bintang Bano manfaatnya untuk irigasi lahan pertanian, diharapkan dengan adanya bendungan ini akan bisa ditanami padi 2 kali dalam setahun.

Karenanya, saya sangat mengapresiasi langkah pemerintah dimana pembangunan bendungan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar kita harapkan dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.

Sebelumnya, eksisting jaringan irigasi pada DI Kalimantong yang sudah ada seluas 2.500 ha tengah dilakukan rehabilitasi pada tahun 2022. Selain itu juga telah terkontrak 4 paket pekerjaan untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluas 4.200 ha. Semuanya nanti akan menjadi satu sumber pengairan dari Bendungan Bintang Bano untuk untuk irigasi lahan pertanian seluas 6.700 ha.

Menurut Ery, untuk pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano seluruhnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023. Berdasarkan data untuk paket 1 pembangunan jaringan irigasi DI Bintang Bano dilaksanakan oleh kontraktor PT PP dengan nilai kontrak Rp 233 miliar. Lingkup pekerjaannya adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1,93 kilometer, pekerjaan bangunan irigasi Bintang Bano.

Lalu, pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kalimantong II yang meliputi Kanan sepanjang 25,61 kilometer dan Kiri sepanjang 23,22 kilometer, pekerjaan rehab Bendung Kalimantong II, dan bangunan penunjang.
Selanjutnya untuk paket 2, pekerjaannya mencakup pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 12 kilometer, pekerjaan Talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Haka-Ananta, KSO dengan nilai kontrak Rp 137 miliar.

Sementara, untuk paket 3 dikerjakan pembangunan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 11,33 kilometer, pekerjaan terowongan Moteng-Seloto sepanjang 1.224 meter. Lalu, pekerjaan talang 8 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-Lestari KSO dengan nilai kontrak Rp 238 miliar. Terakhir, untuk paket 4 dilaksanakan pekerjaan Saluran Irigasi Bintang Bano sepanjang 20,603 kilometer, pekerjaan talang 4 unit, dan pekerjaan penunjang. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Taruna-Gemuntur, KSO dengan nilai kontrak Rp 174 miliar sehingga apabila ditotal menjadi 782 Miliar.

Terkait dukungan masyarakat dan pemerintah Sumbawa Barat jangan dipertanyakan lagi, liat saja bagaimana tidak sejumlah 537 orang terlibat dalam pembebasan lahan Jaringan irigasi yang dibangun mencapai 54 kilometer dengan volume lebih dari 100 hektare dari Desa Bangkat Monteh Brang Rea sampai Desa Senayan Kecamatan Seteluk tidak terlepas dari peran Pemerintah Sumbawa Barat, bahkan untuk mempermudah sampai diterbitkannya Peraturan Bupati (PERBUP) Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penugasan Kepada Perusahaan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat dalam Pengelolaan Tata Usaha Kayu Pada Kawasan Hutan Lokasi Pembangunan Kanal Irigasi Bendungan Bintang Bano di Wilayah Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Brang Rea Puncak Ngegas.

Kemudian terkait dari aspek pengadaan, pembebasan lahan, batas waktu kontrak, progress pekerjaan maupun spek konstruksi serta pelaksanaan Penugasan Kepada Perusahaan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat dalam Pengelolaan Tata Usaha Kayu Pada Kawasan Hutan apakah sudah sesuai aturan dalam pelaksanaan, terkait hal itu kita akan ulas berikutnya, yang jelas pada prinsipnya kegiatan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini kita dukung dalam rangka menciptakan kesejahteraan bagi petani Sumbawa Barat sehingga target terwujudnya ketahanan pangan bisa terealiasi.