Mataram | Pondok Pesantren (Ponpes) di Nusa Tenggara Barat kini menjadi acuan bagi Polda NTB untuk mengembangkan strategi Pemeliharaan Ketertiban Masyarakat (Harkamtibmas).
Kepolisian NTB melihat Ponpes sebagai lembaga yang sangat penting keberadaannya untuk membantu kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban dalam perspektif penyuluhan ukhuwah Islamiyyah.
Seperti yang dilakukan perwakilan Polda NTB di Ponpes Al Yaumi, kota Mataram. Kepolisian berdiskusi dan menyatukan pemahaman dalam pentingnya memelihara ukhuwa atau solidaritas masyarakat dan toleransi antar umat beragama.
“Kebijakan Kapolda yang diteruskan kepada kepala kepolisian wilayah sudah intensif dilaksanakan. Komunikasi dengan lembaga Ponpes ditujukan untuk menyatukan itikad baik dan pemahaman betapa pentingnya mempertebal ukhuwa Islamiyah antar umat mayoritas Islam. Dan toleransi antar umat beragama. Ponpes penting menjadi ujung tombak mensosisliasaikan itu, Polda sangat berterimakasih,” kata perwakilan Polda NTB, usai menggelar dialog dan silaturohmi dengan pimpinan Ponpes Al Yaumi, Minggu (16/1) lalu.
Tenaga pengajar Ponpes Al Yaumi, Maulana Akbar menegaskan, apresiasi terhadap narasi dan kebijakan Kapolda NTB yang justru memperkuat eksistensi Ponpes. Selama ini banyak paradigma terbentuk bahwa Ponpes rentan dengan ajaran menyimpang, terutama dengan Pancasila.
“Persepsi yang menyebut Ponpes di identikkan dengan ajaran menyimpang itu keliru. Polisi dan Ponpes bisa bersinergi menguatkan ukhuwah dan memperkuat toleransi antar umat beragama. Bersatunya aparat keamanan dengan Ponpes tentu menjadi kebijakan yang luar biasa,” terang Maulana Akbar.
Maulana Akbar berterimakasih dengan Polda NTB yang tengah serius membangun komunikasi yang intensi dengan lembaga Ponpes di NTB.
Usai silaturohmi yang erat tadi, perwakilan Polda NTB turut memberikan bantuan berupa sembako untuk bekal para santri mondok. Bantuan ini sebagai tanda, bahwa kepolisian juga mendukung aktifitas para santri memperdalam ilmu agama Islam.