InsideNTB.com, Jakarta – Negara Indonesia saat ini masih dalam goncangan berbagai isu, terakhir polemik soal kepulangan Habib Rizieq yang berdampak pada kehidupan sosial, bahkan di media sosial pun diakui menjadi media propaganda termanjur bagi pihak-pihak yang menginginkan kekacauan di NKRI.
Kabarnya Panglima TNI, Hadi Tjahjanto pun hari ini mengeluarkan hasil analisanya terhadap keadaan terbaru, khsusnya dunia medsos yang disebut sangat manjur untuk alat propaganda, dan saling menebar kebencian diantara masyarakat.
Menurut Hadi, medsos bisa menjadi alat propaganda. Dia mencontohkan fenomena Arab Spring.
“Salah satu contoh peran dunia maya sebagai media gerakan sosial politik ialah fenomena Arab Spring yang terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara satu dekade yang lalu,” kata Hadi, Sabtu (21/11/2020).
Dia menambahkan, Arab Spring bertujuan mengganggu pemerintahan yang sah.
Menurut Hadi, mobilisasi massa melalui dunia maya, khususnya Facebook, mampu mengguncang masyarakat.
“Bahkan menumbangkan kekuasaan pemerintah,” sambung Hadi.
Pria berkumis lebat itu tidak memungkiri fakta bahwa medsos memiliki peran penting pada era sekarang.
“Media sosial menjadi alat yang mudah dan berjangkauan luas untuk melakukan berbagai gerakan sosial politik di berbagai negara,” ujar Hadi.
Khusus di Indonesia, Hadi menilai medsos dijadikan alat propaganda untuk menimbulkan peran urat saraf.
Menurut dia, medsos sangat efektif sebagai media untuk perang informasi maupun psikologi.
“Sekarang kita mengenal hashtag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda,” kata dia.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu menilai Indonesia dihantam berbagai isu dalam beberapa waktu terakhir.
Hal itu membuat masyarakat terkotak-kotak, terpolarisasi, dan dibenturkan satu sama lain.
“Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat,” kata Hadi. (RED)