InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Pelaksana Tugas Bupati Sumbawa Barat, Dr. H. Agus Patria segera meminta klarifikasi terkait maraknya tenaga kerja luar daerah yang membanjiri Perusahaan PT AMNT.
Isu ini, bahkan beredar di medsos baru-baru ini seperti yang tuliskan akun Jo Sumbawa yang menyoroti maraknya imfort tenaga kerja dari luar daerah ke PT Macmahon yang tercatat sebagai mitra bisnis PT AMNT.
(Foto Ist : Akun FB Jo Sumbawa)
“Terkait isu ini, saya akan segera meminta klarifikasi dan memanggil management PT AMNT,” kata Agus Patria, saat di konfirmasi awak media, via aplikasi Whatsapp, Jum’at (2/10/2020).
Selain akan memanggil management PT AMNT, dirinya juga akan meminta penjelasan terkait komposisi tenaga kerja dari luar daerah.
“Saya akan minta kepada mereka (perusahaan,red), untuk lebih memprioritaskan tenaga kerja yang berasal dari Sumbawa Barat,” pungkasnya.
Respon ini, diungkapkan Agus Patria untuk mengetahui dan memastikan komposisi tenaga kerja lokal mendapat proporsi yang benar.
Agus Patria, sebelum di tunjuk Gubernur NTB Dr. Zulkiflimansyah menjabat sementara Bupati KSB, ia juga di ketahui menjadi kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTB.
Sementara, salah seorang warga dan mantan Eks PT NNT, Joni Saputra, SH, pemilik akun Jo Sumbawa sangat menyayangkan hal itu terjadi.
Bukan itu saja, bahkan dirinya meminta Pemkab Sumbawa Barat mengambil langkah tegas dan memanggil pihak managemen untuk memberikan penjelasan.
“Kita desak Pemkab KSB, memanggil managemen untuk mengklarifikasi maraknya tenaga kerja import yang diduga di rekrut perusahaan PT Macmahon mitra bisnis PT AMNT,” ungkap Joni Saputra.
Apalagi, kata dia ditengah kondisi pandemi Covid-19 seharusnya perusahaan membuka peluang sebesar-besarnya bagi pekerja lokal, bukan malah merekrut tenaga kerja import hingga saat ini membanjiri perusahaan tambang emas diwilayah Batu Hijau.
Menurutnya, pengawasan lebih optimal dilakukan pemerintah saat ini, karena ini penting mengingat keluar dan masuknya pekerja import harus terdata. Bahkan ia menuding pemerintah terkesan tutup mata terhadap masalah tenaga import.
“Kita berada pada situasi sulit saat ini, kok malah setiap hari pekerja import mendapat kesempatan untuk bekerja. Jika benar-benar perusahaan memberikan ruang terhadap pekerja lokal gak perlu jauh-jauh merekrut tenaga kerja, cukup rekrut tenaga kerja eks PT NNT. Kita minta Pemda KSB untuk membuka data terkait persentase pekerja lokal atau yang sudah di rekrut oleh perusahaan saat ini, jangan terkesan data itu, di tutup-tutupi,” jelasnya.
Lanjut Joni, pada situasi pendemi Covid-19 seharusnya pemerintah jangan lengah apalagi, perusahaan menerapkan sistem kerja 8-22, secara otomatis pengawasan terhadap keluar masuknya tenaga kerja luar tentu tidak terpantau dengan maksimal.
“Kita minta pengawasan ekstra dari pemerintah. Sangat miris sekali, jika pekerja import terus berdatangan dan terkesan diberikan ruang untuk bekerja. Kurang apa pekerja lokal eks PT NNT, mereka juga berskill kok. Kami minta Pjs Bupati segera panggil mangement PT AMNT,” tegasnya.(ID/RED)