Dihadapan Diaspora, Bupati KSB Dorong Smelter Jadi Kawasan Industri

Jakarta | Bupati Sumbawa Barat | Dr.Ir.H.W.Musyafirin, MM mendorong smelter di wilayah PT AMNT menjadi kawasan industri. Prihal tersebut, disampaikan Bupati KSB Dr. Musyafirin dalam dialog dengan Diaspora asal Sumbawa yang tergabung dalam Ikatan keluarga Sumbawa Jakarta Raya (Ikasum Jaya) dan Himpunan Warga Sumbawa Barat (HWSB) di acara Buka Puasa Bersama, dikediaman sesepuh Sumbawa Amir Jawas, Selasa (19/3/2024) malam.

“Keberadaan Smelter ini dapat kita kembangkan menjadi kawasan industri. Ini yang saya minta kepada teman teman untuk mendorong terwujudnya kawasan industri,” ungkap, Bupati di hadapan keluarga besar Sumbawa dan sesepuh Sumbawa di Jakarta.

Dikatakan, untuk mengundang para investor untuk datang, tentu mereka yang sama sama memiliki modal besar yang bisa mengundang sesamanya, seperti contoh Labuhan Bajo dan Mandalika, sebelumnya daerah itu tidak ada apa apanya, tetapi ketika para orang kaya bersepakat untuk berinvestasi di daerah tersebut, maka jadilah labuhan Bajo dan Mandalika seperti yang dilihat saat ini.

“Jadi saya mengundang warga Sumbawa Barat Jabodetabek, mari bersama sama kita dukung pengembangan Kawasan Industri di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat,” ujarnya.

Persoalan lain, kata dia, terkait dengan tenaga kerja, jika di lihat belanja modal dari APBD KSB, begitu banyak proyek yang dikerjakan, namun tidak ada orang KSB yang mau bekerja sebagai buruh di berbagai proyek yang dikerjakan. Pemerintah Daerah selalu berusaha berbuat bagi masyarakat.

Ia mencontohkan misalnya dalam pembangunan smelter. Meskipun itu kewenangan Pemerintah Pusat, tetapi itu tidak gampang untuk diwujudkan kalau tidak ada komitmen kuat dari Pemerintah Daerah.

“Bayangkan, untuk membebaskan lahan saya harus merelokasi masyarakat 1 kampung. Kita jalan terus, membantu perusahaan untuk membebaskan lahan seluas 200 Ha, dan akhirnya bisa,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menjelaskan berbagai keberhasilan pembangunan yang telah diwujudkan selama memimpin KSB, termasuk indikator keberhasilan pembangunan daerah dapat dilihat dari IPM yaitu berkaitan dengan daya beli, pendidikan dan kesehatan.

“Alhamdulillah IPM KSB untuk kategori Kabupaten nomor 1 di NTB, jika di urutkan dengan Kota, maka KSB berada pada nomor urutan 3 setelah Kota Mataram dan Kota Bima,” bebernya.

Selain itu, Bupati juga menyinggung terkait penanganan Stunting, jika menggunakan data Status Gizi Infonesia (SGI) dari kementerian kesehatan, seluruh Kabupaten kota berada diatas 25 %, sementara KSB hanya 13,5 ℅. Sementara dari data EPPGM, KSB juga berada pada angka paling rendah di NTB yaitu 7,6 ℅, dan itu dihitung dari jumlah balita bukan jumlah penduduk.

“Jadi yang ingin kami sampaikan, terkait data kemiskinan, pengangguran, lansia, disabilitas, Stunting, itu semua ada intervensi kebijakan. Misalnya yang miskin ekstrim kita berikan anggaran santunan 600 ribu per bulan FM3, 32 dari tahun 2016. Demikian pula terkait stunting, lansia, dan disabilitas,” terangnya.

error: Content is protected !!