Jakarta | Sejumlah asosiasi industri Tekhnologi Informatika dan Komunikasi – TIK Indonesia terkemuka dan para ilmuwan dari beberapa universitas ternama mengambil bagian dalam Huawei Indonesia Innovation Open Day.
Kegiatan yang bertajuk Transformasi Digital untuk Indonesia yang Lebih Terhubung dan Cerdas ini ini bertujuan untuk menyediakan platform kolaborasi serta memfasilitasi pertukaran gagasan antar para pelaku dan pemangku kepentingan terkemuka mengenai digitalisasi sebagai upaya dalam mendorong transformasi digital Indonesia.
Terkait kegiatan ini, CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan, visi Huawei yang sangat terang benderang mengenai dunia yang lebih baik.
“Kami menyebutnya Intelligent World 2030. Di dunia ini, teknologi digital akan merevolusi segalanya, mulai dari perawatan kesehatan, makanan, ruang hidup, transportasi, kota, hingga perusahaan,” ungkap Jacky Chan kepada wartawan, Kamis (11/8/2022) di Kantor Huawei, Gedung Wisma Mulia 2, Jakarta.
Dia juga mengatakan, Inovasi mengakar kuat di Huawei dan pihaknya percaya inovasi menjadi mesin yang mendorong terus maju.
“Huawei percaya Indonesia akan menjadi hub yang paling inovatif bagi perkembangan di masa depan. Gelaran KTT G-20 di bulan November adalah momentum bagi Indonesia untuk memainkan peran kepemimpinannya di kancah global. Bersama mitra kami dari industri dan akademis, Huawei akan terus meningkatkan upaya di Indonesia untuk terus memimpin dalam inovasi, enabler bagi Indonesia yang semakin digital dan penyumbang utama bagi ekosistem industri,” urainya.
Senada dengannya, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengatakan, saat ini penting bagi seluruh asosiasi industri untuk senantiasa berkomitmen mendukung pemerintah Indonesia sebagai upaya pemulihan ekonomi dan mencegah ancaman krisis.
“Digitalisasi dan transformasi harus menjadi inti dari setiap inovasi yang kita buat bersama. Dalam hal ini, kolaborasi kami dengan penyedia TIK global terkemuka seperti Huawei dapat membantu menerapkan transformasi yang lebih komprehensif yang sesuai dengan standar teknologi dan diakui secara internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (Aptiknas) Soegiharto Santoso alias Hoky, memberikan apresiasi atas upaya Huawei yang berkelanjutan dalam mengembangkan kompetensi talenta digital di Indonesia. “Talenta digital berperan kritikal dalam menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Setiap pemangku kepentingan harus berpartisipasi aktif dalam mengembangkan kecakapan talenta digital masa depan,” kata Hoky.
Dikatakan pula, inisiatif pengembangan talenta digital yang dilakukan Huawei dapat menjadi contoh yang baik untuk diikuti oleh pemain industri lainnya. “Dan kami memiliki LSP SDM TIK, sehingga bila dibutuhkan sertifikasi kompetensi profesi di bidang ini, maka kami siap bersinergi serta berkolaborasi,” tutur Hoky.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak mempercepat pertumbuhan pengguna internet secara eksponensial.
Menurut survei APJII tahun 2021, terdapat 77 persen penduduk Indonesia atau setara dengan 210 juta orang telah terhubung ke Internet. Namun, menurutnya, masih ada sisa populasi yang belum terhubung.
“Ke depan, kita perlu meningkatkan upaya bersama untuk menjembatani kesenjangan digital. Kami melihat Huawei sebagai salah satu penyedia TIK yang memiliki komitmen kuat untuk menghubungkan yang tidak terhubung melalui inovasi pengembangan infrastruktur jaringan. Sehingg Kami berharap lebih banyak perusahaan yang akan berpartisipasi dalam membangun Indonesia agar terhubung dengan lebih baik,” urai Arif.
Selama konferensi yang dilangsungkan, beberapa pakar dari Huawei Indonesia juga berbagi wawasan teknologi dan memperkenalkan solusi dan inovasi terbaru Huawei.
Turut hadir pula pimpinan asosiasi industri TIK Indonesia lainnya, antara lain Ketum Asosiasi Big Data & AI (ABDI) Rudi Rusdiah, Ketum Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja K, Ketum Asosiasi IOT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya, serta akademisi TIK dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Telkom, Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, dan Universitas Bunda Mulia.