InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Mencermati peran dan efek besar Lembaga Survey dalam Pilkada, pengamat kebijakan publik Sumbawa Barat, Andy Saputra menilai, lembaga survey bisa menjadi alat propaganda yang hebat. Bagaimanapun lembaga survey bisa menjadi alat penggiringan opini yang taktis dan massif. Biasanya lawan politik bisa terkecoh dan kalah sebelum bertarung (mental shock).
Dalam siaran persnya, yang diterima media ini, Kamis (23/07/2020) menurut Andy tidak heran, bagi sebagian elit politik lembaga survey sangat dibutuhkan untuk memperkuat sinyal politik.
Menurut tokoh Pers ini, tidak ada lembaga survey yang tidak di order. Kalau sudah begitu, lantas pertanyaanya siapakah pihak yang mengorder ini?.
“Ya kita harus lihat hasil lembaga survey dipergunakan kepentingan siapa?. Yang paling diuntungkan atas hasil survey itu biasanya yang mengorder,” ujarnya menganalisa.
Menurutnya, hasil survey ini bisa menjadi alat propaganda hebat, seolah olah kontestasi Pilkada selesai. Ada pesan bahwa tak akan ada Paslon baru, tak akan ada poros baru sebab hasil ini seolah-olah sudah dikunci. Itu pesannya.
“Dalam politik agenda setting seperti ini biasa saja. Malah jika dicermati lagi, sebaliknya, justru mencerminkan ketakutan luar biasa bagi pihak yang selama ini dominan dicitrakan menguasai elektabilitas tertinggi,” ujarnya.
Andy memenegaskan sesungguhnya ini bentuk ketakutan luar biasa. Ketakutan terbesarnya yakni, khawatir formasi parpol berubah. Dalam politik Last Minute koalisi parpol bisa berubah, SK pun bisa di cabut, banyak contoh yang sudah terjadi dalam pilkada sebelumnya.
Hasil survey ini menurutnya, bisa menjadi pesan keras kepada lawan politik dan publik bahwa sesungguhnya komposisi koalisi parpol sudah solid dan selesai.
“Logika pesannya percuma terbentuk poros baru karena tak ada yang mampu mengalahkan survey elektabilitas Paslon terkuat saat ini,” cetusnya.
Andy menegaskan, berdasarkan analisa dan pengamatan selama ini, survey itu tergantung quitioner. Kalau pertanyaannya menguntungkan petahana misalnya, maka hasilnya bisa ditebak.
Berbeda kalau pertanyaan quitionernya begini ” Puaskah anda dengan kinerja bupati dan wakil bupati saat ini?” Maka tentu hasilnya beda.
Kalau ditanya jika pilkada hari ini dilakukan, siapakah calon bupati yang anda pilih? menurut Andy, Ya tentu calon petahana yang lebih diuntungkan.
Sebelumnya, beredar hasil sebuah Lembaga Survey baru-baru ini. Lembaga tersebut merilis hasil survey elektabilitas bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumbawa Barat, 9 Desember 2020. Dari hasil survey yang di rilis pertanggal 11 hingga 17 Juli 2020 menempatkan elektabitas petahana diposisi teratas hingga 63,8 persen.(ID/RED)