(Foto Ist: Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Sumbawa Barat, Agusfian Agung, SE., yang saat ini juga menjabat sebagai anggota DPRD KSB periode 2019-2024)
InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Atmosfer politik pasca pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang diselenggarakan serentak beberapa bulan yang lalu dapat dikatakan bahwa masih cukup panas kita rasakan sampai saat ini di kalangan masyarakat secara general.
Belum lama setelah berbagai pergolakan politik yang terjadi beberapa bulan yang lalu, kita akan kembali dihadapkan dengan pemilihan kepala daerah yang juga akan diselenggarakan serentak di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya termasuk di Kabupaten Sumbawa Barat pada 2020 mendatang.
Pada kontestasi politik mendatang banyak yang berasumsi bahwa kekuatan koalisi pilkada 2015 akan menjadi barometer kekuatan koalisi pilkada 2020, salah satunya yakni Ketua DPC Partai Bulan Bintang Kabupaten Sumbawa Barat, Agusfian Agung, SE., yang saat ini juga menjabat sebagai anggota DPRD KSB periode 2019-2024.
Ditemui awak media, Sabtu (12/10) Kemarin, Agung akrab pria itu disapa, menyebut kontestasi pilkada 2020 mendatang merupakan bagian dari tanggung jawab partai dalam menyiapkan pemimpin.
Diakuinya, semua partai politik menganggap bahwa pilkada Sumbawa Barat adalah panggung politik untuk semua partai politik, bayangkan saja koalisi 13 pada tahun 2015 memenangkan paket Firin-Fud peran penting dari koalisi 13 di DPRD yang terdiri dari partai PBB, PPP, Nasdem, dan beberapa partai lainnya yang tergabung dalam koalisi saat itu.
“Jadi, 13 anggota DPRD koalisi F3 saat itu sebagai barometer dan menentukan siapa pemenang pilkada 2020 mendatang,” kata Agung.
“Jika koalisi 13 anggota DPRD itu masih bersatu membangun suatu kekuatan penuh untuk mendorong Calon Bupati ataupun Calon Wakil Bupati 2020 maka peluang menang akan besar, paling tidak dari gambaran akumulasi serta raihan suara pemilihan legislatif 2019 dapat menjadi cerminan, apalagi anggota dari koalisi 13 ini 80 persen masih bertahan di DPRD,” imbuhnya.
Hingga saat ini, lanjutnya, koalisi 13 anggota DPRD ini belum diketahui konsistensinya terkait arah dukungan dan masih belum dapat dipastikan, hal tersebut kembali kepada bagaimana komunikasi yang dibangun oleh masing-masing calon lain yang akan bertarung pada pilkada 2020 mendatang.
“Artinya, tidak menutup kemungkinan koalisi 13 anggota DPRD ini akan pecah dan tidak menutup kemungkinan pula akan tetap bersatu dalam mendukung calon tertentu, mengingat bahwa politik ini bersifat dinamis, jadi kita tidak dapat memastikan seperti apa dinamika politik nantinya,” bebernya.
Disisi lain, kata Agung, PBB sendiri memang harus menjadi partai yang cermat dalam hal mengusung bakal calon pilkada kedepan. Dan itu di buktikan bahwa PBB secara internal tetap memegang teguh komitmen politik berkeadaban.
“Di akui atau tidaknya, dalam sejarah pilkada Sumbawa Barat, PBB tidak pernah mengusung paket yang kalah. Dan PBB menang atau kalah dalam pilkada bukanlah kiamatnya demokrasi,” ujarnya.
Namun, katanya Agung, siapa saja bakal calon kepala daerah baik itu bakal calon petahana ataupun bakal calon lain yang akan muncul pada kontestasi pilkada 2020 mendatang, di harapkan mampu menciptakan kehangatan dalam berdemokrasi.
“Silahkan berikan kehangatan demokrasi, berikan suasana yang baik, yang dapat mencerdaskan pemilih untuk bagaimana melihat para calon-calon itu, dalam konteks bahwa pemimpin yang akan dipilih nantinya adalah pemimpin terbaik dari segi kemampuan leadersipnya, kemampuan komunikasinya, dan kemampuan cara memimpinnya,” demikian Agung.(ID/HS)