Opini  

Merindukan Merdeka di Bumi Pariri Lema Bariri

Oleh : Lody Windrajaya Sekjen HIPMASBAR Mataram

Momen 17 Agustus 2024 merupakan momen paling bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia di mana pada tanggal tersebut Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang di nantikan oleh seluruh rakyat Indonesia dari ujung timur sampai ke ujung barat.

Kemerdekaan yang diidamkan agar Indonesia terlepas dari cengkeraman kolonialisme akhirnya terwujud dan tentu saja melalui perjuangan yang tak semudah membalikkan telapak tangan, rentetan perjuangan yang di lakukan baik dari kaum muda maupun tua dengan konsisten pada akhirnya mampu membawa bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia.

Kini di tahun 2024 ini Indonesia telah lepas dari cengkeraman kolonialisme selama 79 sembilan tahun. Namun terlepas dari seremonial kemerdekaan muncul berbagai pertanyaan atas fenomena-fenomena yang terjadi di Negeri ini terutama di daerah kita.

Apakah kemerdekaan hanya melepaskan keterikatan wilayahNusantara dari kolonialisme saja? Atau bukankah kemerdekaan itu harus di raih sepenuhnya oleh semua individu masyarakat Indonesia?

Tan Malaka dalam bukunya “menuju republik Indonesia”mengatakan “jika pemerintah Indonesia masih di pegang oleh kepentingan kapitalisme asing maka revolusi nasional itu batal dan kemerdekaan Indonesia yang 100% sama halnya tidak ada dan kita masih di rantai oleh kolonialisme dan imperialisme”.

Artinya kemerdekaan bukan hanya sekedar melepaskan keterikatan wilayah dari belenggu kolonialisme saja namun kemerdekaan harus di miliki oleh setiap individu masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dan mendapat hak kesejahteraan bersama.

Di sini saya ingin mengambil pemandangan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat tempat saya berasal. Sumbawa Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi NTB dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan keindahan alam yang kaya.

Dengan kayanya SDA di Sumbawa Barat ternyata masih ada rakyatnya yang “merindukan kemerdekaan”. Kemerdekaan seolah kata yang masih menjadi impiannya, tentu dalam hal ini kemerdekaan secara pemenuhan hak individu.

Seorang anak usia sekitar 10-12 tahun, usia yang seharusnya menikmati masa kanak kanak yang ceria dan duduk nyaman di bangku sekolah namun hak untuk berpendidikan tak di rasakan olehnya. Di saat teman teman seusianya merasakan bangku pendidikan ia malah sibuk menjadi tukang parkir di salah satu mini market di wilayah kota Taliwang.

Ketika ditanya kenapa putus sekolah ia menjawab karena terkendala biaya. Sangat di sayangkan, di tanah yang kaya ternyata masih ada rakyatnya yang belum merasakan kata “Merdeka”.

Rakyat yang seharusnya merdeka karena haknya untuk mendapat pendidikan sebagai alat kebudayaan paling maju untuk menjadikannya manusia yang lebih bernilai secara kognitif,moral dan budaya ternyata hanya menjadi impiannya belaka. Lantas ke mana hasil bumi kita? Apakah masih ada penjaja di tanah kita sehingga hak rakyat untuk sejahtera di rampas?

Jika masih seperti itu kenyataannya maka kemerdekaan yang kita rayakan tiap tahunnya adalah kemerdekaan yang belum selesai dan masih panjang untuk kita perjuangkan. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan bagi seluruh individu masyarakat Indonesia terpenuhi haknya untuk sejahtera. Hasil alam yang kita miliki seharusnya mampu kita nikmati oleh seluruh masyarakat bukan masuk ke perut penjajahan baru.

Merdeka 100% yang kita impikanharus sama-sama kita perjuangkan. Kemerdekaan bukan hanya lepas dari kolonial secara kewilayahan saja namun harus dirasakan oleh seluruh individu masyrakat Indinesia.

Selamat memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang Ke-79 Tahun. Sekian dan salam dari simpang kiri jalan.