Sumbawa Barat | Pembangunan proyek bandara Kiantar yang di kerjakan oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) dengan nilai 300 miliar terkesan molor. Mirisnya, proyek yang menelan biaya miliaran itu di bangun dengan luas area 100 hektare dan panjang landasan pacu 2,1 kilometer hingga tahun 2024 tak kunjung usai.
“Mestinya, transparansi dalam pembangunan kepada publik tetap di kedepankan, jangan ketika urusan pembebasan lahan saja aktif itu pun luar biasa kami masyarakat merasa di bodohi yang sebelumnya di katakan bandara umum ujuk ujuk menjadi bandara khusus,” kata, Ketua LSM Peduli Investasi Sumbawa Barat (PISB) Ranjuliarda, kepada pers setempat, Minggu (31/03/2024).
Ia menjelaskan, kalau memang batas kontrak sudah melebihi atau deviasi pekerjaan yang tinggi dirinya secara tegas meminta PT AMNT jangan segan segan untuk memutuskan kontrak PT Pembangunan Perumahan PP (Persero) Tbk sebagai pihak konstruksi rekanan apabila tidak mampu menyelesaikan proyek tersebut.
“Kami meminta PT AMNT apabila tidak ada keseriusan pihak PT PP untuk menyelesaikan pembangunan proyek bandara Kiantar ini sebaiknya mengambil langkah tegas memutuskan kontrak dengan PT PP,” tegasnya.
Setidaknya, kata dia, walaupun bandara ini tidak bisa di nikmati masyarakat umum karena bukan bandara komersil, minimal kalau bandara ini beroperasi artinya mampu merekrut tenaga kerja lokal.
“Masih banyak lho, kontraktor lain yang di nilai cukup capable untuk menyelesaikan proyek pembangunan bandara Kiantar yang menelan anggaran ratusan miliar tersebut,” tandasnya.
Menurutnya, selama proses pembangunan bandara yang dikerjakan oleh perusahaan BUMN itu belum terlihat progres signifikan, sehingga pihaknya menduga bahwa pembangunan bandara tersebut tidak akan selesai hingga waktu yang di targetkan.
“Sehingga kami minta PT PP sebagai rekanan itu serius, jangan sampai abai. Masa iya, buat bandara bertahun tahun, sementara dari informasi yang kami terima kontrak AMNT dengan PP hanya berkisar 18 bulan atau 1 tahun 6 bulan,” sebutnya.
Meski demikian, dirinya tak menampik jika target pembangunan bandara tersebut selesai hingga tahun 2025 tapi faktanya tahun 2024 belum terlihat progres yang signifikan.
“Jangan berbicara target, namun progres gak ada, itu percuma. Maka, kita minta PT AMNT segera ambil tindakan tegas, bila perlu cabut dulu kontraknya,” pungkasnya.
Diketahui, Presiden Direktur Amman Rachmat PT AMNT menetapkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PT PP) sebagai pemenang tender untuk Proyek Konstruksi Bandara Kiantar yang berlokasi di Kecamatan Poto Tano, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (9/11/2022).
Pasca penetapan tersebut, pihak Manajemen AMMAN bersama dengan PT PP berkunjung ke Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam peringatan hari ulang tahun kabupaten ke-19.
Rahmat Makasau mengatakan, proses pembangunan Bandara Kiantar ini akan di mulai akhir tahun 2022 dan berlangsung hingga 1,5 tahun ke depan.
“Konstruksi proyek bandara akan dijalankan oleh PT PP yang merupakan salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terbesar di Indonesia,” kata Rachmat, di kutip dari kompas.
Sementara, Senior Vice President Operasi Gedung PT PP Andek Prabowo mengatakan, perseroan akan bertanggung jawab dalam pembangunan air side (sisi udara) dan land side (sisi darat) beserta fasilitas penunjang lainnya.
la mengatakan, pihaknya akan mengutamakan keselamatan kerja dan kualitas kerja dalam pembangunan Bandara Kiantar tersebut.
“Kami bangga telah diberikan kepercayaan oleh AMMAN untuk menjalankan proyek konstruksi bandara Kiantar di Poto Tano ini. Kami akan menjaga kepercayaan tersebut dengan terus berkomitmen memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan customer dan menyelesaikan pekerjaan pembangunan proyek ini tepat waktu,” kata Andek.
Hingga berita ini di publish, perwakilan pimpinan PT PP di KSB yang dihubungi wartawan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan media. Kendati handphone aktif namun enggan menjawab telepon masuk.