Sumbawa Barat | Minimnya pengolahan limbah organik yang ada di wilayah tempat tinggalnya, Kuli Farm yang merupakan peternakan terintegrasi terus mengkampanyekan pengolahan limbah organik menggunakan larva dari Black Soldier Fly (BSF).
“Saat ini kita baru membuang sampah pada tempat. Membuang sampah pada bak sampah kemudian berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kita masih minim untuk mengolah limbah organik. Jika kita mau mengelola dengan cara yang tepat maka akan memberikan nilai tambah,” ungkap Alimuddin di Aula Kantor DPMdes dalam kegiatan lomba teknologi tepat guna di tingkat Kabupaten Sumbawa Barat, Senin (20/3/2023).
Menurutnya, pengolahan limbah organik menggunakan teknologi bio konversi larva dari lalat BSF tersebut memiliki beberapa keuntungan salah satunya waktu yang singkat untuk mengurai sampah organik.
“Hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk mengurai sampah organik limbah rumah tinggal, tergantung dari banyak larva bsf dan ukuran dari limbah organiknya,” paparnya saat lomba berlangsung.
Selain itu, manfaat dari teknologi bio konversi menggunakan larva BSF tersebut ada dua produk yang akan dihasilkan. Produk pertama adalah Magot atau larva segar yang bisa digunakan untuk pakan alternatif unggas dan juga ikan. Yang kedua adalah residu dari Magot tersebut bisa dijadikan Pupuk Kompos Organik.
“Jadi Dobel keuntungan yang kita dapat bidang peternakan dan juga pertanian, magot nya untuk pakan ternak kemudian sisa makanan magot nya bisa dijadikan pupuk untuk tanaman,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu juga Ia menunjukan wadah berubah bak yang bisa digunakan mengelola sampah organik skala rumah tinggal.
“Jadi bagi Bapak/ibu yang ingin mengelola limbah organik skala rumah tangga bisa mencoba mengunakan wadah yang sudah dimodifikasi seperti ini, nanti saya yang akan siapkan larva bsf nya,” tutupnya.