Sumbawa Barat | Banjir di Kabupaten Sumbawa Barat makin meluas. Semua wilayah dalam Kota Taliwang terendam. Air kiriman dari Kecamatan Brang Rea itu mengakibatkan 30 ribu warga terdampak.
‘’Data sementara ada sekitar 30 ribu warga Taliwang dan Brang Rea terdampak banjir,’’ jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa Barat, Abdul Hamid.
Pemda KSB sendiri sejak Senin kemarin menetapkan status tanggap darurat selama lima hari ke depan. Hari pertama tanggap darurat, pemerintah fokus menyalurkan bantuan berupa sembako.
‘’Kebutuhan mendesak terutama sembako sudah kita bagikan. Dinas Sosial juga sudah membuka dapur umum. Untuk di Taliwang dipusatkan dibeberapa tempat, termasuk lapangan sekitar RSUD Asy Syifa Sumbawa Barat,’’ paparnya.
Untuk kerugian akibat banjir tersebut sampai saat ini masih dilakukan pendataan. Banjir yang melanda Kecamatan Brang Rea dan Taliwang itu selain mengakibatkan rumah warga terendam, lahan pertanian termasuk hewan ternak juga ikut terdampak.
‘’Kerugiannya masih dilakukan pendataan. Tim kami saat ini masih berada di lapangan,’’ katanya.
Hari pertama pasca penetapan status tanggap darurat, Pemda KSB masih berupaya memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir. Seperti sembako dan berbagai kebutuhan lainnya.
“Untuk hari pertama masih kita distribusikan dulu kebutuhan seperti bahan makanan dan lain sebagainya. Ini kita lakukan karena di beberapa kelurahan airnya masih cukup tinggi,’’ akunya.
Rencananya, BPBD dibantu aparat kepolisian dan TNI termasuk anggota Satpol PP akan gotong royong membantu proses pembersihan pasca banjir.
‘’Ini kita rencanakan di hari kedua, karena kalau dilakukan sekarang airnya masih cukup tinggi. Nanti kita kerahkan mobil damkar untuk melakukan pembersihan,’’ janjinya.
Banjir di Kota Taliwang sendiri disebabkan karena meluapnya dua sungai besar yaitu sungai Brang Rea dan Brang Ene. Ditambah lagi debit air di bendungan Bintang Bano berada pada titik maksimal. Letak Kota Taliwang yang berada pada lokasi pertemuan dua sungai besar itu menyebabkan wilayah yang menjadi pusat pemerintahan KSB ini banjir.
‘’Bahkan kediaman pak bupati di kelurahan Bugis juga ikut terdampak. Akibat kondisi ini, rapat yang sedianya kita gelar pada Senin kemarin gagal dilaksanakan. Karena akses keluar masuk pak bupati sama sekali tidak ada karena dikepung air,’’ terangnya.
Ia meminta masyarakat tetap waspada. Mengingat kondisi debit air terutama di sekitar wilayah bendungan Bintang Bano masih tinggi. ‘’Kita imbau warga untuk tetap waspada, karena air dari wilayah Bintang Bano masih tinggi,’’ tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) KSB, Kusnarti mengatakan, khusus sekolah yang berada di Kecamatan Brang Rea dan Taliwang untuk sementara diliburkan. Kondisi ini disebabkan karena semua bangunan sekolah yang di dua kecamatan ini ikut terendam.
“Kita putuskan libur sampai batas waktu yang belum ditentukan,’’ katanya.
Kusnarti mengakui jumlah sekolah terdampak banjir ini cukup banyak. Hanya saja, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan lebih lanjut.
“Kami minta semua kepala sekolah yang sekolahnya terdampak untuk melakukan pendataan terutama kerugian akibat bencana alam ini,’’ pintanya.
Ia juga belum bisa memastikan kapan proses belajar mengajar di sekolah terdampak banjir ini bisa dilaksanakan. ‘’Setelah air surut, tentunya dilakukan pembersihan. Setelah itu baru kita putuskan kapan kembali belajar seperti biasa,’’ tambahnya.(ADV.Kominfo)