Foto Ilustrasi
Sumbawa Barat | Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Barat Merliza Jawas meminta Pemerintah melalui Dinas Kesehatan untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), khususnya di daerah yang memiliki kasus endemik yang tinggi.
“DBD ini jadi kegelisahan masyarakat, karena setiap masuk musim penghujan penyakit ini pasti datang. Bukan hanya sakit, bahkan menyebabkan kematian,” kata Merliza Jawas dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).
Merliza mengatakan, tren peningkatan kasus DBD selalu meningkat di musim hujan atau pancaroba. Karena itu, diharapkan pemerintah terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD.
“Kami berharap perhatian dari pemerintah melalui dinas terkait agar segera melakukan langkah-langkah seperti penyemprotan-penyemporotan terutama di daerah endemi. Karena dari informasi terkini, tren kasus DBD naik hampir setiap bulan sejak Oktober,” harapnya.
“Karenanya, alangkah baiknya pemerintah hadir, misalnya menyediakan alat – alat penyemprotan dan juga obat-obatan. Saya kira ini perlu menjadi perhatian,” demikian, imbuh Politisi Dapil I Taliwang ini.
Menanggapi perihal tersebut, Kepala dinas Kesehatan Hj. Erna Idawati, SE menyebut bahwa setiap kasus terduga atau terkonfirmasi DBD telah di tatalaksana medis sesuai SOP yang kemudian dilakukan penyelidikan Epidemiologi untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan setempat terkait potensi penularan penyakit DBD.
Ia menegaskan, uoaya pencegahan terus di lakukan di setiap puskesmas yang ada di KSB. Bahkan, tidak hanya itu beberapa inovasi pencegahan terus di galakkan untuk menekan angka DBD di wilayah KSB.
“Untuk pencegahan kasus di akhir tahun 2022 yang bertepatan dengan mulai masuknya musim penghujan telah dibuatkan Surat Edaran (SE) Bupati tentang Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk. Dan Surat Kepala Dinas Kesehatan tentang Kewaspadaan dini Demam berdarah,” tuturnya.
Khusus di bulan November, lanjutnya dalam rangkaian Harlah KSB diselenggarakan Lomba STBM tingkat RT, Desa/Kelurahan sebagai langkah taktis pemerintah daerah menggerakkan seluruh elemen masyarakat dalam pengendalian vektor nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
“Melalui Lomba STBM ini masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan lingkungan masing-masing. Jadi, rumah yang bersih dan sehat akan menghindarkan anggota keluarga dari berbagai penyakit,” pungkasnya.
Terpisah, Dirut RSUD Asy Syifa dr. Carlof dikonfirmasi wartawan menjelaskan bahwa untuk saat ini kasus DBD yang di tangani pihaknya pada bulan Oktober terdapat 12 kasus yang dirawat. Kemudian di bulan November terdapat 16 kasus.
“Jika di total dengan bertambahnya 4 kasus hari ini yang sedang dirawat, maka terdapat 30 kasus untuk akhir tahun ini,” katanya, singkat.