Tolak Aktivitas Tambang Olat Semoan, Puluhan Massa Gedor Kantor Bupati

InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Merasa kecewa karena pemangku kebijakan enggan menemui para demonstransi, puluhan massa aksi terpaksa menduduki kantor Bupati Sumbawa Barat, kompleks Kemutar Telu Center (KTC), Graha Fitrah, pada Senin (21/9/2020).

Massa aksi sebelumnya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk meminta bertemu dengan pimpinan daerah. Namun, pertemuan tak jua terpenuhi, karena pemangku kebijakan tak berada di tempat. Sehingga, massa aksi kecewa dan terpaksa menggeruduk kantor Bupati Sumbawa Barat.

Massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sumbawa Barat Mencari Keadilan (GMSBMK), memaksa masuk ke Kantor Bupati Sumbawa Barat untuk menemui Bupati. Namun, puluhan personal aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja bersiaga di depan kantor Graha Fitrah.

“Kami sudah memberikan ruang dan meminta aparat kepolisian memfasilitasi untuk bertemu dengan Bupati. Namun sia-sia. Maka, jangan salahkan kami, jika hari ini kami terpaksa menggeruduk bahkan bila perlu kami menyegel kantor Bupati ini,” kata Koordinator aksi, Yudi Prayudi.

Sebelum mendekati kantor Bupati peserta aksi lainnya juga berorasi, mengutuk keras segala bentuk aktivitas pertambangan yang dilakukan di wilayah olat Semoan, oleh PT Sumbawa Barat Mineral (SBM). Karena, mengingat lokasi tersebut merupakan jantung kota, sehingga tidak boleh ada penambangan yang dapat merusak lingkungan.

“Ingat, dampak eksplorasi tambang tentu akan mempengaruhi tanah dan air yang ada di sekelilingnya. Jika melihat pada eksploitasi tambang-tambang yang ada di indonesia, dampak yang dihasilkan justru merusak lingkungan,” ungkap Tony Al Kasim dalam orasinya.

Untuk itu, lanjut dia, GMSBMK mendesak pencabutan izin usaha pertambangan dan menghentikan segala aktivitas tersebut.

“Kami juga mendesak Bupati segera mencabut izin usaha pertambangan di lokasi tersebut. Ini sebagai upaya penolakan tambang, dan kami meminta DPRD melalui komisi terkait, segera turun tangan menangani konflik tambang emas di Kecamatan Taliwang,” katanya.

Sementara itu, Firman Jawas dalam orasinya juga meminta kepada Pemda KSB, terkait dengan izin eksplorasi Semoan, Firman berpandangan apabila Bupati Sumbawa Barat tidak segera mencabut dan menghentikan aktivitas eksplorasi gunung Semoan oleh PT. SBM, yang tidak jelas asal usulnya, maka layaklah pemerintahan ini gagal tidak mau belajar dari pengalaman yang ada.

“Bukankah kita pernah lama dikeruk oleh Newmont Nusa Tenggara yang sekarang berubah atau diakuisisi oleh Amman Mineral Nusa Tenggara, yang tidak pernah memberikan efek apa apa bagi kesejahteraan rakyat,” tegas Firman.

Tentu saja kebodohan tersebut lahir dari pandangan yang terlalu sempit, entah pengertian itu datang dari perspektif yang pragmatis dan materialistis, ataukah keinginan untuk mencaplok kue kue tambang untuk memperkaya diri sendiri, ataukah pemimpin KSB, ini tidak mampu menolak tekanan hirarkis politik yang kuat yang menghilangkan confidence dan kepercayaan dirinya sebagai pemimpin.

“Padahal kalau ia melawan, ada 140 ribu rakyat KSB yang akan membelanya. Tapi saya cenderung berpendapat bahwa rezim ini adalah rezim yang bertindak dan melakukan sesuatu untuk kepentingan diri sendiri,” demikian Firman Jawas.(ID/YD)

Tonton juga Video Aksi GMSBMK Long March Menuju Kantor Bupati Sumbawa Barat :

https://youtu.be/YQHtPWaDOGc

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *