Ketersediaan Pangan di KSB Mampu Berikan Solusi

(Foto Ilustrasi)

“Artikel Ini Kerjasama Dengan Dinas Ketahanan dan Pangan (DKP) KSB”

Oleh : Tim Redaksi

Masalah ketahanan pangan menjadi sangat penting sekaligus rentan bermasalah apalagi pada situasi bencana, termasuk bencana wabah penyakit seperti pandemi COVID-19.

Ketahanan pangan mengindikasikan pada ketersediaan akses terhadap sumber makanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar. Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan ketersediaan akses terhadap makanan akan diperparah dengan semakin memburuknya pandemi itu sendiri serta larangan-larangan perpindahan penduduk yang mengikutinya.

Kekhawatiran pemerintah serta berbagai pihak mengenai kelangkaan bahan pangan ternyata tidak memudahkan para petani sebagai penyedia pangan untuk masyarakat. Petani, sebagai produsen makanan justru menjadi pihak paling terdampak dalam ancaman krisis ketahanan pangan, padahal petani merupakan profesi tunggal penyedia pangan yang seharusnya mampu tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Namun, di wilayah di Kabupaten Sumbawa Barat, melalui program Dinas Ketahanan dan Pangan didalam mengatasi ketersediaan pangan terus menjaga kestabilan harga komoditas, mulai dari jenis pangan lokal seperti, umbi, biji sayur, ikan, unggas dan lain-lain, termasuk karawanan pangan (orang susah dapat bahan makanan terutama bagi fakir miskin) walaupun di tengah pandemi Covid-19 masih bisa teratasi dengan baik.

Salah satu program tersebut, yakni penyediaan pangan berupa bantuan sosial termasuk bibit Sayur Bumbu (Sabu). Pada bulan Mei taun 2020 ini program ini menyasar kepada warga fakir miskin yang berada di wikayah Kecamatan Taliwang. Empat Kelurahan dan tujuh Desa yang menjadi sasaran yakni Kelurahan Arken, Kuang, Bugis dan Tebet. Adapun tujuh Desa tersebut, yakni Desa Tamekan, Lalar Liang, Banjar, Batu Putih, Desa Persiapan Lamunga, Kertasari dan Desa Labu Lalar sebanyak 746 KK. Dalam hal ini, Dinas Ketahanan dan Pangan terus melakukan optimalisasi serta berperan aktif terhadap kelompok-kelompok tani kecil, hal ini dilakukan guna menyeimbangkan kebijakan dari pemerintah terhadap kondisi Covid-19.

Melalui program tersebut, masing-masing KK mendapatkan bantuan berupa bibit cabe rawit, terong panjang, kol, tomat, terong mol dengan jenis dua rumpun/batang lengkap yang di isi dengan polybag plus pupuk organik. Dengan jangka waktu umur dua bulan fase generatif sudah berbunga.

Sehingga peran pemerintah sangat penting melakukan sistem pemanfaatan kelompok tani kecil, mulai dari sistem pendataan dapat dilakukan mulai tingkat Kelurahan/Desa yang ada di KSB, serta mampu mendeteksi apa saja komoditas yang dihasilkan serta perhitungan kebutuhan pangan masing-masing wilayah sehingga para kelompok tani dapat berjalan maksimal.

Solusi lain yang tak kalah penting melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani, seperti Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) untuk tetap mempertahankan produksi sehingga produksi pangan para kelompok tani tetap terjaga dengan optimal meskipun dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, yang walaupun di beberapa Kecamatan yang ada, saat ini masih dalam on proses.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!