(Foto Ist : Ketua DPD KNPI Sumbawa Barat, Ir. Trisman, ST,. IPM, ASEAN. Eng)
InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Melebarnya aksi kerusuhan akibat ulah oknum-oknum tertentu membuat situasi di Provinsi Wamena Papua telah merenggut sedikitnya puluhan nyawa tanpa dosa.
Prihal ini, mendapat kecaman keras dari Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Kabupaten Sumbawa Barat, Ir. Trisman, ST,. IPM, ASEAN. Eng.,menurutnya ia menyesalkan atas kerusuhan yang terjadi secara sistematis sepanjang bulan September. Sehingga, terjadi perbuatan yang paling brutal dan tidak berprikemanusiaan puluhan korban yang tak berdosa menjadi korban kerusahan di Wamena yang sebelumnya sudah terindikasi diduga ditunggangi massa dan agenda terselubung.
“Dengan melebarnya kerusuhan dan pembunuhan keji terhadap saudara kita dari Sulawesi, Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat, patut untuk segera kita sikapi secara sadar dan lebih bijak bahwa jangan sampai masalah Papua bergeser ke masalah perbedaan etnis dan agama atau isu SARA,” ungkap Ketua DPD KNPI Sumbawa Barat, Ir. Trisman, ST,. IPM, ASEAN. Eng., kepada media ini, Senin (30/9) Malam ini.
Oleh karena itu, KNPI KSB sangat mengecam tindakan brutal dan main hakim sendiri terhadap saudara selain Papua, serta mendesak Kapolri dan Panglima TNI untuk segera memberikan perlindungan keamanan kepada seluruh para pendatang dan warga asli Papua dalam waktu yang sesingkatnya.
Kejadian ini, sambungnya, jangan sampai menjadi preseden buruk bagi bangsa dan negara kita. Di satu sisi kita selalu menjunjung tinggi perbedaan. Namun di sisi lain justru kita manjadi korban dari perbedaan itu sendiri.
“Diharapkan dengan sikap tegas dan cermat, kami meminta kepada pihak penegak hukum untuk mengetahui dan melacak akar terjadinya kerusuhan tersebut. Kami prihatin apa yang di alami saudara kami disana. Save NKRI, NKRI Harga Mati,” pungkasnya.
Untuk di ketahui, kerusuhan terjadi di Wamena, Senin (23/9/2019) pukul 09.00 Wita. Sejumlah bangunan seperti rumah dinas, ruko, dan kantor bupati dibakar massa.
Di lansir dari Detik.com, sebelumnya kerusuhan juga terjadi Jumat (16/8) lalu. Rusuh pecah setelah adanya pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Pernyataan rasialisme di Surabaya itu merembet ke Papua.
Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019) menduga demo yang berakhir rusuh di Wamena dipicu oleh hoax bernada rasis. Hoax yang menyebar lewat media sosial tersebut saat ini sedang ditelusuri oleh polisi.
Kerusuhan di Papua menyebabkan 30 orang tewas. Hal ini diungkapkan Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan. Lukas menyampaikan dukacita kepada keluarga korban. Lukas mengatakan aksi anarkistis itu terjadi tiba-tiba tanpa diketahui pemerintah.(ID/SB)