Sumbawa Barat | Kepala Dinas Perikanan Sumbawa Barat, Noto Karyono, S.Pi.,M.Si bersama Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Nusa Tenggara Barat turun melakukan identifikasi terkait lokasi yang di duga tanah timbul di perairan Desa Labuan Lalar, Kecamatan Taliwang, Selasa 28 Maret 2023 pagi tadi.
Luas tanah yang di duga tanah timbul itu 0,6 hektar are yang keberadaanya tidak jauh dari perkampungan warga, terlebih titik kordinatnya berada di tengah sungai.
“Yaa. Kami turun tadi bersama teman-teman dari Bidang Tata Ruang pada Dinas PUPR dan juga Kakanta BPN Sumbawa Barat,” ungkap Kadis Perikanan.
Dikatakannya, disaat turun melakukan cek lokasi, pihaknya meminta keterangan dari kepala desa dan masyarakat setempat terkait hal ikhwal tanah tersebut.
Tidak jauh dari lokasi semula, Tim Identifikasi Tanah Timbul juga mengkroscek keberadaan dugaan tanah timbul di Desa Dasan, Kecamatan Jereweh yang luasnya mencapai ±2 hektar are.
“Keterangan dan bukti administrasi akan di kumpulkan lebih dulu. Selanjutnya, nanti leading sektor terkait yang menentukan mengenai soal status tanah,” bebernya.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil inventarisasi data Tim Identifikasi Tanah Timbul, ada juga dua lokasi lainya yang di duga tanah timbul. Yakni di Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano seluas ± 0,5 hektar are. Sedangkan satu lagi lokasi lainnya yakni di Desa Benete, Kecamatan Maluk ± 4 hektar are.
“Saat cek lokasi tadi, anggota tim di bagi-bagi. Ada yang ke Poto Tano, dan ke Labuan Lalar serta Dasan,” terang Kadis Perikanan itu.
Disinggung asal tanah timbul, Noto menjawab, ada banyak faktor penyebab. Keberadaan tanah timbul ini, sambungnya, bukan hanya karena letusan gunung berapi yang berada di bawah perairan. Tetapi, bisa juga di sebabkan oleh endapan dari longsoran tanah misalnya. Atau pun karena ton-tonan pasir laut yang menghempas ke arah darat bertahun-tahun lamanya sehingga dia mengeras dan menjadi dataran.
“Jadi, terdapat banyak faktor tanah timbul yang ada dan muncul di sekitar kita,” pungkasnya. (**)