News  

Kisah Friska Mahasiswi Hubei Asal KSB Saat di Evakuasi dari China

InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Friska Mogan warga Desa Bukit Damai, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat ini dinyatakan sehat setelah sebelumnya di karantina selama empat belas hari di Natuna setelah di pulangkan dari negara China beberapa waktu yang lalu oleh Pemerintah Indonesia.

Friska adalah salah satu mahasiswi di Hubei University of Science and Technology di negeri tirai bambu (China) yang tinggal Kota Sianning terpaksa harus di pulangkan lantaran mewabahnya penyakit Virus Corono yang matikan ribuan warga China.

“Awalnya kami di kabari oleh ketua Perkumpulan Pelajar Indonesia (PPI) di Tiongkok, Provinsi Wuhan, mengabarkan kepada ketua ranting bahwa akan ada evakuasi dan kami di beritahu apa saja yang perlu kami bawa, semingu setelah pemberitahuan tersebut perwakilan KBRI dari Bejing pun datang dan kami langsung di evakuasi dan di terbangkan dari Wuhan ke Natuna,” ungkap Putri dari Anton Mongan yang mengambil jurusan kedokteran di Universitas tersebut saat di wawancarai media ini di kediamannya, Selasa, (18/02/2020).

Ia menuturkan sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing, setidaknya selama 14 hari ia harus menjalani karantina di Natuna bersama rekan-rekannya untuk dipastikan tidak terinfeksi oleh virus corona.

“Setelah menjalani karantina oleh mentri kesehatan kami di berikan sertifikat bahwa kami sehat dan bebas dari virus corono, di sana kami di cek kesehatan setip dua kali sehari di beri makan tiga kali sehari dan berolah raga dan kami di nyataka sehat sehat,” tuturnya.

Frischa juga menjelaskan, proses pemulangan dari natuna di lepas oleh mentri kesehatan dan di jemput oleh perwakilan dari masing-masing daerah.

“Di bandara Halim kami di jemput oleh perwakilan pemerintah daerah kami masing-masing, dan puji tuhan saya selamat sampai rumah dan berkumpul bersama keluarga,” cerita mahasiswi yang tengah menyelesaikan studi semester delapan ini.

Ditanyai terkait keberlangsungan studinya yang terhambat lantaran mewabahnya virus corono Friska menuturkan jika untuk sementara aktivitas perkuliahannya bisa dilakukan dengan sistem kuliah online.

“Untuk sementara kami melakukan kuliah melalui online mas, sampai kondisi di Kota Wuhan China seperti sedia kala,” kata dia sembari mengatakan jika ia lulus dan menjadi dokter akan mengabdi untuk KSB karena ia telah mencintai Kabupaten Pariri Lema Bariri.

Sementara itu orang tua dari Friska Mogan berharap putri sulungnya tersebut bisa menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana kedokteran dan bisa segera mengabdi untuk di KSB, dan berharap ada sedikit perhatian dari pemerintah NTB khususnya Sumbawa Barat.

“Waktu pertama kali berangkat untuk kuliah nekat aja pakai kemampuan keluarga, Puji tuhan Tahun kemarin Frischa dapat beasiswa dari Provinsi Hubei dan universitasnya karena dia (Frisca-red) dapat peringkat ke 2 mahasiswa Indonesia,” ucapnya.

Ia menuturkan walaupun keluarganya keturunan Tanah Toraja, namun kecintaannya kepada KSB sudah melekat sebab ia dan keluarganya sejak 1997 telah menginjakkan kakinya di pulau Sumbawa.

“Sudah seperti kampung halaman mas, KSB sudah menjadi rumah kami,” demikian Mogan.(ID/AI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!