InsideNTB.com, Lombok Tengah – Pendapatan warga Dusun Repok Nyerot, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, sejak awal bulan September ini cenderung meningkat karena memasuki musim panen Kedelai.
Pantuan media di lokasi Minggu, (8/9) Pagi tadi, terlihat kesibukan warga setempat terutama para kaum Ibu-ibu Rumah Tangga (IRT) di dusun ini sedang di sibukan dengan panen kedelai. Hal ini berbeda jauh dengan panen ditempat lain, masyarakat dusun ini memanen kedelai lebih awal dan lebih cepat.
Terlihat para ibu-ibu di dusun ini berkumpul dan memetik langsung daun kedelai muda kemudian dibersihkan serta di ikat selanjutnya akan dijual langsung ke pengempul atau dipasar-pasar.
Adapun harganya sangat menarik dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari warga setempat. Beberapa tahun terakhir ini, ketika memasuki musim panen kedelai selalu menjual daun kedelai yang masih muda dan diusahakan daun kedelai tersebut jangan sampai menguning.
“Alasannya, hasil dan nilai jual jauh lebih banyak karena akan dijadikan sayur,” ungkap Maini, warga setempat yang menekuni profesi tersebut.
Kedelai asal dusun Repok Nyerot ini sangat terkenal dipasaran dan rasanya sangat disukai oleh sebagian konsumen. Bahkan IRT juga membuat kelompok-kelompok kecil dan satu kelompok biasanya terdiri dari 10 hingga 12 orang.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika dalam satu hari para IRT ini mendapatkan upah Rp. 50.000/hari plus mereka mendapat makan satu hari satu kali.
Menurutnya, hasil panen kedelai ini dijual dalam keadaan masih muda karena lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan daun keledai yang sudah dalam keadaan masih menguning.
“Biasanya kedelai yang dipanen masih hijau dijual untuk dijadikan sayur dan dipasarkan ke wilayah lombok Timur, Lombok Barat, Mataram bahkan ke KLU,” kata dia.
Maini juga menuturkan, bahwa keuntungan dari penjualan kedelai yang masih muda jauh lebih banyak keuntungan dari keledai yang sudah menguning.
“Kalau saya panen pada saat kedelai menguning, saya hanya memperoleh Rp.200.000,- tapi seperti saat ini panen kedelai sedang hijau dan lagi enaknya dibikin sayur saya mendapatkan Rp. 800.000,- dalam 3 are,” terang Maini.
Di dusun Repok Nyerot sendiri ada sekitar empat orang yang menekuni usaha seperti ini, karena selain keuntungan sangat bagus juga pekerjaannya sangat mudah.
“Alhamdulillah, selama kami menggeluti pekerjaan ini pendapatan kami lumayan bertambah, di samping itu pekerjaan ini sangat mudah dan kebutuhan keluarga kami dalam keseharian tercukupi,” demikian Maini.(ID/MSJ)