Sumbawa Barat | Beberapa minggu terakhir sejumlah masyarakat di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat mengeluhkan sulitnya membeli gas elpiji 3 kilogram. Bukan hanya itu, akibat kelangkaan tersebut menyebabkan kenaikan harga yang cukup drastis hingga mencapai Rp 30.000 ribu. Hal inipun menyita perhatian anggota DPRD setempat.
Ketua Komisi II Aheruddin Sidik, SE, ME, meminta Pemerintah Daerah setempat untuk dapat melalukan pengawasan terhadap kelangkaan gas LPJ 3 kilogram tersebut.
(Foto : Ketua Komisi II Aheruddin Sidik, SE, ME)
Ia menyadari bahwa hal ini sangat membebani masyarakat, terutama mereka yang mengandalkan gas LPG sebagai sumber energi utama untuk memasak dan keperluan sehari-hari.
“Pemerintah Daerah melalui dinas terkait harus segera berkoordinasi dengan para pihak untuk menyelesaikan persoalan ini,” ungkap Aheruddin, kepada wartawan, Selasa (11/07/2023).
Politisi asal Dapil II ini juga menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah ini dengan segera mengambil langkah-langkah konkrit guna mengatasi kelangkaan stok gas LPG.
“Masalah ini perlu perhatian serius pemerintah daerah, dengan di evaluasi terkait distribusi gas LPG 3 kg,” jelasnya.
Selain itu, Aher juga menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penjualan gas LPG di pasar-pasar tradisional dan agen-agen penjualan.
“Kami mendesak pihak terkait untuk memastikan bahwa, harga gas LPG yang ditetapkan sesuai dengan harga yang berlaku dan masyarakat tidak dieksploitasi oleh praktik penimbunan atau penjualan dengan harga yang tidak wajar.,” pungkasnya.(**)