InsideNTB.com, Sumbawa Barat – Satu dari empat korban longsor tebing di kawasan pertambangan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat akhirnya meninggal.
Informasi yang dihimpun media, korban Herman (34) tahun, asal Kabupaten Sumbawa ini di kabarkan meninggal saat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Premier Jakarta.
Selama kurang lebih empat hari, semenjak terjadi insiden tersebut, korban berhasil di evakuasi dari kawasan tambang Batu Hijau PT AMNT menuju Buin Batu Clinic AEA. Pada pukul 16.40 Wita korban langsung di dirujuk ke RS Mataram. Terakhir, korban dirujuk dan mendapat perawatan intensif dari pihak RS Premier Jakarta, akhirnya korban tidak terselamatkan.
Kabar mengenai meninggalnya Herman dikonfirmasi General Manager Operation PT Amman Mineral, Wudi Raharjo, dalam pernyataan resmi yang diterima redaksi, Rabu (1/1/2020) Siang.
“Kami menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Bapak Herman, salah seorang karyawan mitra bisnis kami yaitu PT Parts Sentra Indomandiri (PSI) yang menjadi korban dalam kejadian longsor di dinding barat pit Batu Hijau, Sabtu (28/12/2019) lalu,” ungkap Wudi Rahardjo.
Saat peristiwa runtuhnya dinding barat tambang Batu Hijau, Almarhum Herman yang merupakan operator unit alat berat pengeboran horizontal tertimbun material. Sementara beberapa pekerja lainnya sempat menghindar. Setelah berhasil dievakuasi, Almarhum sempat menjalani pemeriksaan awal oleh tim medis dari Internasional SOS Batu Hijau sebelum dikirim ke Rumah Sakit di Kota Mataram dan dirujuk ke Rumah Sakit Premier Jakarta.
“Upaya yang maksimal sebenarnya telah dilakukan sejak aksi tanggap cepat penyelamatan pada tanggal 28 Desember, dimana korban berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Pemeriksaan awal telah dilakukan oleh tim medis dari International SOS dan didapatkan bahwa korban pada saat itu dalam keadaan sadar serta dapat berkomunikasi. Selanjutnya korban dikirim ke rumah sakit di kota Mataram dan kemudian dirujuk ke rumah sakit di Jakarta dengan tujuan untuk mendapatkan penanganan medis yang maksimal. Namun sangat disayangkan karena kondisi almarhum akhirnya tidak dapat dipulihkan,” terangnya.
Keluarga besar grup Amman Mineral dan PSI sangat berduka cita atas kepergian almarhum dan mendoakan semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan.
Saat ini, penyelidikan atas terjadinya longsor masih terus dilakukan yang melibatkan tenaga ahli dari Perusahaan dan berkoordinasi dengan tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
“Amman Mineral tetap berkomitmen untuk menerapkan standar tertinggi dalam aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan,” demikian Wudi Raharjo.
Untuk diketahui, Almarhum meninggalkan seorang istri dan seorang putri berusia tiga tahun. Menurut rencana jenazah Almarhum diterbangkan dari Jakarta pada Rabu siang dan akan langsung dibawa ke kampung halamannya di Desa Mapin Beru, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
Tim dari Amman Mineral, PT PSI dan istri, serta keluarga Almarhum turut mendampingi pemulangan jenazah dari Jakarta. Diperkirakan jenazah akan tiba di Desa Mapin Beru pada Rabu malam.
Sebelumnya diberitakan, Management PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengkonfirmasi telah terjadi reruntuhan longsor di dinding barat lubang Pit (Mining Area) di Batu Hijau, Sabtu (28/12).
Insiden itu menyebabkan sejumlah alat berat dan pekerja tertimbun. Terdapat 4 orang karyawan mitra bisnis perusahaan bekerja di area pengeboran horizontal drilling. Tiga orang berhasil mengevakuasi diri, namun 1 orang yang berada dalam kabin unit horizontal drill sempat terperangkap dalam runtuhan.
“Karyawan mitra bisnis tersebut telah berhasil dievakuasi keluar dari kabin unit di bawah reruntuhan. Saat ini ia berada di rumah sakit di Mataram dalam kondisi sadar serta dapat berkomunikasi dengan baik. Dari pemeriksaan awal tidak terdapat keretakan tulang dan cedera serius,” ungkap General Manager Operation (GMO) sekaligus kepala Tehnik Tambang, Wudi Raharjo, dikonfirmasi wartawan, Minggu (29/12).
Wudi Raharjo juga menegaskan, pihaknya telah melaporkan insiden tersebut kepada kementerian ESDM dan Kepolisian untuk dilakukan upaya penyelidikan bersama, mengenai sebab sebab reruntuhan tersebut.
“Kami telah memberikan bantuan pengobatan terhadap pekerja yang menjadi korban dan siap bekerja sama dengan pemerintah dan aparat kepolisian. Kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi, sebab keamanan dan keselamatan kerja menjadi prioritas kami,” terangnya.(ID/SB)