Sumbawa Barat | Puluhan nelayan budidaya di Kecamatan Brang Rea, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, janji akan lebih semangat dan produktif. Janji tersebut disampaikan sejumlah pembudidaya ikan air tawar, kepada Kepala Dinas (Kadis) Perikanan setempat dan jajaran.
Reaksi para pembudidaya itu muncul saat tim Dinas Perikanan setempat menggelar sosialisasi dan pendampingan sasaran asuransi kematian dan kecelakaan kerja bagi nelayan, program Kartu KSB Maju Perikanan.
“Biasanya nelayan budidaya, khususnya budidaya kolam ikan air tawar, menekuni kegiatannya hanya insidentil. Musiman. Tidak berkelanjutan. Karena kesulitan bibit dan pakan. Kini setelah disosialisaiskan program asuransi kecelakaan dan kematian bagi nelayan budidaya ini, ternyata mereka semakin semangat dan janji akan produktif,” kata, Kepala Dinas Perikanan Sumbawa Barat, Noto Karyono, S.Pi, kepada wartawan, Senin (21/10/2025).
Asuransi kecelakaan kerja hingga kematian khusus untuk pembudidaya ternyata lebih besar bagi nelayan tangkap. Nilainya Rp 70 juta per pembudidaya. Itu karena, pemerintah melalui instansi ini menilai kegiatan budidaya memiliki resiko ekonomi yang besar dan jumlah orang yang banyak.
Saat ini, data mencatat ada lebih dari ratusan nelayan budidaya ikan air tawar yang tersebar di Kecamatan Brang Rea. Jumlah itu terdiri dari budidaya ikan Nila dan Lele. Di Brang Rea, para pembudidaya disana bisa menghasilkan 60,96 ton ikan Nila dan 4,77 ton ikan Lele setiap panen.
Sebelumnya, sosialisasi asuransi Kartu KSB Maju Perikanan berlangsung santai bertempat di aula kantor Camat Brang Rea. Hadir sekitar 30 perwakilan budidaya.
Mereka diberi tahu syarat pembuatan Kartu Usaha Produksi Perikanan (KUSUKA) serta sasaran penerima program asuransi Kartu KSB Maju Perikanan tadi, hanya berbasis Kartu Keluarga (KK) yang berprofesi sebagai nelayan budidaya.(**)