MBG Taliwang Pastikan 3496 Aman Konsumsi

Sumbawa Barat | Dapur Makan Begini Gratis (MBG), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Taliwang menegaskan kembali insiden ditemukannya ulat pada makanan Mie Ayam, Rabu (17/09/2025) lalu, tidak menganggu konsumsi terhadap 3497 penerima sasaran di hari itu.

“Kami melayani 3497 penerima sasaran siswa sekolah hari itu. Dan 3496 Aman dikonsumsi dan makanannya habis. Hanya satu ditemukan ulat di makanan Mie Ayam tersebut. Kami sudah cek di sekolah. Tenaga ahli gizi SPPG menyatakan ulat itu jenis ulat sayur atau buah,” kata, Erna Sudirman, penanggung jawab, Mitra Dapur MBG Taliwang, dalam siaran persnya, Minggu (21/9/2025).

(Erna Sudirman, Mitra MBG CV JK Catering) Foto: ist

Erna menegaskan, pihaknya bertanggung jawab terhadap insiden ditemukan ulat pada makanan Mie Ayam tersebut. Ia meminta maaf dan akan melakukan evaluasi internal. Bahkan ia akan melibatkan TNI untuk melakukan investigasi bersama.

Dapur MBG Taliwang sendiri melayani 11 sekolah. Itu terdiri dari Taman Kanak-kanak kanak (TK), PAUD, SD, MI, SMP dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Pihaknya pasca insiden video ditemukannya ulat pada makanan Mie Ayam tersebut, langsung terjun dan berkoordinasi dengan pihak sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) serta Dinas Kesehatan (Dikes) setempat.

“Setelah kami klarifikasi, memang ditemukan satu ulat didaging ayam-nya. Nah, anak yang berteriak dalam video ternyata ibunya bekerja sebagai bagian Packing di Dapur MBG Taliwang. Sebelum makanan di packing dicek serta disortir kembali,” terangnya.

Hingga berita ini diturunkan, SPPG MBG Taliwang telah membuat Memorandum Of Understanding (MoU) dengan pihak sekolah penerima. Dimana disalah satu poin menyebutkan, bahwa setiap terjadi insiden keracunan dan atau ditemukan masalah berkaitan dengan makanan MBG tersebut, pihak sekolah tidak boleh mempublikasi.

Karena harus ada penyelidikan terlebih dahulu atau investigasi terhadap insiden yang ditemukan tersebut secara konfrehensif.

“Memang benar ada MoU yang bunyinya seperti itu. Bukan berarti menutup  informasi atau kesalahan, tapi lebih mengutamakan cek dan ricek benar tidak keracunan disebabkan pengolahan dan distribusi dari Dapur. Sebab bisa saja karena faktor luar seperti soal sanitasi sebelum dikonsumsi atau telat dikonsumsi sehingga menimbulkan bakteri penyebab keracunan,” demikian, Erna.

Sebelumnya, anggota DPRD Sumbawa Barat, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Iwan Irawan, menyoroti insiden viralnya video ditemukannya ulat pada satu nampan MBG tersebut. Iwan sempat menuliskan kritikannya untuk menutup sementara Dapur MBG tersebut sampai ada evaluasi. Kritikan yang dimuat di akun facebooknya memicu perdebatan di media sosial.

Iwan dalam konfrensi pers juga menegaskan, mendukung program MBG Presiden Prabowo. Hanya saja perlu ada evaluasi menyeluruh agar tidak ada korban keracunan sebagaimana terjadi di banyak daerah.

“Alangkah baiknya kita sediakan payung sebelum hujan. Jangan sampai terjadi dulu, lantas kita terlambat evaluasi. Baiknya kita evaluasi. Ini untuk kebaikan. Lagian, ada 50 orang yang bekerja belum suplayer lokal. Saya minta semangat saja. Kita harus jaga juga yang ribuan korban keracunan,” demikian, Iwan.

Sebagaimana diketahui, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan setidaknya 82, 9 juta penerima sasaran MBG ini. Dengan alokasi anggaran dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rp 100 Trilliun. Saat ini data humas Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut, ada 20 juta sasaran yang sudah menerima program MBG dari pemerintah.

Kementerian Sekretaris Negara (Setneg) 15 Agustus 2025 merilis saat ini ada lebih dari 5800 SPPG di 38 Provinsi. Dari jumlah itu, setidaknya ada 290.000 tenaga kerja baru berhasil diserap. Sebab satu SPPG mampu menyerap setidaknya 50 tenaga kerja. Jika target 82,9 juta pemerintah terpenuhi maka akan ada jutaan lapangan pekerjaan terserap.