(Foto ilustrasi)
Oleh : Anak Buruh, Alfhrzy
Sumbawa Barat merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTB. Sumbawa Barat memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu kaya sehingga tak heran jika terdapat perusahaan tambang terbesar nomor 2 di Indonesia.

Tentunya dengan SDA yang begitu melimpah dapat mengundang investor investor untuk datang dan berinvestasi di Sumbawa Barat dan tentunya bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Tak heran jika banyak rencana pembangunan dengan dalih proyek strategis untuk memperbesar pertumbuhan ekonomi. Tak hanya sumber daya alam di sektor pertambangan saja, namun juga di bidang bidang yang lain seperti pariwisata pun begitu menggiurkan untuk memancing para investor datang ke tanah Sumbawa Barat.
Dengan kayanya sumber daya alam yang ada namun tak di dukung dengan majunya sumber daya manusia maka dapat disayangkan karna sumber daya alam yang begitu melimpah hanya akan dikelola oleh investor investor asing saja dan rakyat hanya menjadi buruh bahkan menjadi penonton di tanahnya sendiri.
Berkaitan dengan itu, tahun ini merupakan tahun pesta pemilihan kepala daerah dimana para calon pemimpin daerah Sumbawa Barat sedang asik-asiknya meraih partisipasi masyarakat dengan berbagai program yang akan di tawarkan.
Saya selaku pemuda Sumbawa Barat berharap ada calon pemimpin yang benar benar berniat “membangun Sumbawa Barat, tetapi bukan hanya membangun di Sumbawa Barat”, dalam artian, membangun Sumbawa Barat artinya pemimpin daerah harus mampu membangun Sumbawa Barat dengan menjadikan Sumbawa Barat sebagai subyek dari pembangunan bukan malah menjadikan objek pembangunan.
Dalam artian semua lapisan masyarakat bersama pemerintah bersama sama membangun dan saling memberdayakan untuk tujuan Sumbawa Barat yang maju. Hal ini sejalan dengan moto Sumbawa Barat “Pariri Lema Bariri” yang menjadi cita cita kita bersama yakni menjadikan Sumbawa Barat yang maju dan tentunya dengan SDM yang unggul.
Membangun di Sumbawa Barat
Sementara membangun di Sumbawa Barat adalah menjadikan Sumbawa Barat sebagai objek dalam pembangunan atau menjadikan masyarakat sebagai buruh di tanahnya sendiri. Membangun di Sumbawa Barat sama artiannya dengan orang asing yang datang ke Sumbawa Barat dan bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun berbagai macam proyek dengan dalih proyek strategis padahal hanya mengeruk isi Sumber Daya Alam dan hanya mengenyangkan perut investor investor dan kita masyarakat hanya buruh bahkan penonton dari proyek-proyek yang di bangun.
Dengan begitu kita tidak akan bisa menikmati hasil bumi kita dan yang lebih parahnya lagi apa bila masyarakat yang menjadi konsumen dari proyek-proyek investor kapitalis yang berproduksi di tanah kita. Kita sebagai rakyatlah yang seharusnya membangun Sumbawa Barat mengelola sumber daya alam kita dengan cara memajukan SDM.
Mengantisipasi masuknya kepentingan kapitalisme
Dalam “14 jurus kapitalisme menguasai dunia” dijelaskan cara cara yang di lakukan sistem kapitalis dalam menguasai dan menghisap masyarakat.
Salah satu di antaranya yaitu mengintervensi kebijakan pemerintah. Sistem kapitalisme akan memasukkan orang orangnya ke posisi-posisi strategis pemerintahan atau bahkan menjadikannya sebagai pemimpin pemerintahan untuk mengotak atik kebijakan agar kepentingannya berjalan mulus.
Sistem kapitalis akan mendukung penuh orang orangya untuk mengambil alih kekuasaan berapapun biayanya dengan pertimbangan dari pada menggunakan orang lain lebih baik menggunakan orangnya sendiri agar lebih mudah.
Maka dari penjelasan di atas saya berharap bangunlah KSB ini dengan memajukan SDM agar kita mampu menjadi masyarakat yang saling memberdayakan sehingga pembangunan di Sumbawa Barat akan bangun dengan sendirinya. Bukan malah membangun ini itu di Sumbawa Barat tetapi hanya di dinikmati oleh sebagian orang terutama kaum kaum kapitalis dan masyarakat hanya di perdaya.
Saya berharap siapa pun pemimpin yang akan memimpin Sumbawa Barat mampu membangun Sumbawa Barat ke depannya bukan pemimpin yang membawa kepentingan investor yang hanya mengeruk isi bumi kita dan menjadikanlah masyarakat yang saling memberdayakan bukan diperdayakan.