Hi-tech Smelting AMMAN, Jalan Mulus Indonesia Rajai Produsen Tembaga Dunia

(Kawasan Smelter Milik PT AMMAN Industries di Wilayah Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, NTB)

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis, Indonesia memiliki cadangan sumber daya mineral atau Mineral Resource sebesar, 5 persen dari cadangan Dunia. Untuk Nikel, Indonesia bahkan menjadi nomor satu didunia. Sedangkan cadangan emas dan tembaga, kita berada di urutan, 7  dan 9 Dunia.

SUDIRMAN-SUMBAWA BARAT

Dengan cadangan sumber daya mineral yang begitu besar, tidak heran negara dengan 280 juta penduduk tersebut, di prediksi bisa menjadi pemasok utama kebutuhan Katoda logam Dunia. 

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1  Tahun 2017 tentang percepatan nilai tambah atau hilirasasi pengolahan industri tambang mineral kita melalui Smelter, menjadi seperti bahan bakar yang mendorong, Indonesia menjadi penghasil logam dunia. 

Smelter dipandang menjadi titik balik dari pengembangan industri hilir, atau nilai tambah pengolahan batu batuan tambang dari konsentrat bubuk mengandung mineral logam, menjadi Katoda logam. Baik itu Logam Tembaga dan Emas. 

Katoda adalah jenis elektroda tempat elektron bergerak, atau konduktor listrik (logam) yang terhubung dengan sesuatu yang bukan logam. 

Indonesia kini memiliki dua Smelter atau fasilitas pengolahan dan pemurnian bahan mineral menjadi bahan jadi (logam, red). Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, meresmikan fasilitas Smelter pertama dan terbesar di Dunia milik PT. Freport Indonesia (FPI),  di Gresik, Provinsi Jawa Timur, 17 Maret 2025.

Smelter atau Precious Metal Refinery (PMR) milik PT. FPI berada di Gresik, Jawa Timur. Proyek Smelter ini bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) yang di canangkan Presiden ke 7 Indonesia, Jokowi Dodo. 

Smelter kedua, berada di Kawasan KEK Industri Terintegrasi (IT) di Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. fasilitas Smelter ini di bangun, PT. Amman Industrial Smelting (AIS). Smelter milik PT. Amman Industri sendiri diresmikan, Presiden Jokowi Dodo, Senin, 23 September 2024 lalu. 

Jika Smelter Freeport fokus mengolah dan memurnikan bahan logam utama seperti emas, maka Amman Industri, di Sumbawa Barat ditargetkan memproduksi khusus Katoda Tembaga. Sementara, Katoda emas hanya sebagai ikutan. 

Dengan dua kompleks Industri Smelter yang dibangun di Indonesia, kualitas produksi menjadi syarat penting dalam bersaing dikacah perdagangan logam dunia. Ini menjadi tantangan strategis bagi PT. Freeport dan Amman Industri. Penggunaan teknologi tinggi dan berkualitas menjadi legasi tersendiri bagi produsen logam di Indonesia tersebut. 

Jaminan Teknologi Tinggi dan Mutu Smelter 

PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) induk dari PT. Amman Industries menekankan pentingnyan penerapan teknologi tinggi dan ramah lingkungan dalam kegiatan produksi Smelter kedepan. 

“Amman menggunakan teknologi modern dan ramah lingkungan dalam operasional Smelternya,” kata, Kartika Octaviana, Vice President Coorporate, PT. AMNT, dalam keterangan resminya, 24 September 2025.

Hight Tehnology (Hi-tech) atau Tehnologi tinggi yang dimaksud yaitu, double flash smelting dan elektrolisa. Yakni, proses analisa Pirometalurgi modern untuk mengekstraksi dan memurnikan logam. Khususnya untuk pemurnian logam tembaga. Teknologi ini menghasilkan panas secara mandiri. 

Penggunaan tehnologi tersebut juga dipandang sebagai cara efisien dalam mengolah konsentrat serta menghasilkan tembaga berkualitas tinggi.

Sementara untuk logam emas, proses pemurnian dilakukan dengan teknologi leaching and reduction, refining, dan casting. Teknologi ini yang memungkinkan pemisahan dan pencetakan logam mulia dengan standar tinggi. 

Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan menekan emisi, tetapi juga memaksimalkan pemulihan logam berharga dari proses produksi, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

Amman Industries juga dilaporkan mendatangkan peralatan utama smelter dari produsen Internasional. Dengan mengacu pada standar yang ketat.

Misalnya, Teknologi Gas Cleaning dan Sulfuric Acid Plant dari MECS, Amerika Serikat (AS). Mengikuti standar ISO 9001 untuk manajemen mutu, ASME untuk desain peralatan tekanan, serta standar lingkungan dan keselamatan dari EPA di AS.

ASME atau American Society Of Mechanikal Anggineers sebuah organisasi yang menciptakan kode dan standar global, untuk perancangan, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan mekanik. 

Selain itu, ada ada juga, peralatan tehnologi tinggi berupa tungku anoda dari Kumera (Finlandia). Dirancang sesuai standar Eropa seperti EN, ISO, dan Machinery Directive (2006/42/EC) untuk keselamatan mesin. 

Peralatan anode casting dan electrorefinery dari Glencore (Australia) mematuhi standar ISO 14001 untuk lingkungan, standar AS/NZS Australia/New Zealand, serta standar keselamatan kerja dan desain mesin.

Sementara itu, mesin cathode stripping dari Metso (Finlandia) menggunakan standar ISO, EN, serta standar otomasi industri IEC 61508 untuk keselamatan fungsional.

Dengan penerapan standar standar ini, peralatan yang digunakan menjamin kualitas, keamanan, serta efisiensi operasional smelter. 

“Integrasi standar global tersebut mendukung kinerja dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan keselamatan yang berlaku,” jelas, Kartika.

Mutu Lingkungan Yang Terkendali

Industri ekstraktif seperti tambang dan pengolahan kerap dihantui dengan persoalan lingkungan yang saling bertentangan. Bagaimana perusahaan Smelter menjawab mutu serta perlindungan terhadap lingkungan yang diakibatkan dari Industri ini?. 

PT. Amman Industries mengklaim juga menerapkan tehnologi tinggi dalam pengelolaan limbah Smelter. Misalnya, pengelolaan limbah udara dengan bag filter dan electrostatic precipitator (ESP) untuk menangkap partikel debu, serta wet scrubber dan flue gas desulphurization untuk menangkap emisi gas SO2. 

Proses peleburan tambaga juga terintegrasi dengan Sulphuric Acid Plant (SAP) yang mengolah gas buang tungku peleburan yang kaya SO2 menjadi asam sulfat 98.5% yang bernilai ekonomi.

“Selain itu, kami juga menggunakan sistem Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memantau secara real-time emisi gas buang ke udara, memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan,” ucap Kartika.

Limbah cair diproses melalui sistem terpadu seperti Effluent Treatment Plant (ETP), Waste Water Treatment Plant (WWTP), dan Sewage Treatment Plant (STP) agar air buangan memenuhi standar lingkungan sebelum dilepas. Pendekatan ini mendukung pengelolaan limbah yang efektif sekaligus menjaga keberlanjutan dan perlindungan lingkungan sekitar smelter.

Katoda Tembaga Standar Pasar Global

Untuk bersaing dipasar logam Global, produk logam hasil pengolahan Smelter mesti memiliki kualitas tinggi dan sesuai standar Industri pengguna. 

Menjawab itu, AMNT memastikan, kualitas produk dari Smelter mereka dijaga melalui operasional yang memenuhi standar internasional serta komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan.

Setiap proses produksi dijalankan dengan kontrol kualitas yang ketat, termasuk kalibrasi rutin pada peralatan dan pengujian laboratorium untuk memastikan kandungan kemurnian katoda tembaga, emas, dan produk lainnya sesuai spesifikasi.

“Kami juga telah mengantongi sertifikasi SNI 30:2017 untuk produk asam sulfat (sulphuric acid) serta menerapkan sistem manajemen mutu IMS ISO 9001:2018, yang semakin memperkuat jaminan mutu produk kami,” terang, Kartika Oktaviana, lagi. 

Selain itu, Amman kembali mengklaim, telah mengadopsi praktik terbaik industri untuk menjaga konsistensi kualitas dan keandalan produk. Dengan pendekatan ini, perusahaan memastikan kepercayaan pasar terhadap kualitas dan daya saing produk hasil smelternya tetap terjaga.

Dengan kemampuan pengolahan teknologi tinggi serta kualitas produk terbaik, AMNT bisa membawa Indonesia merajai produsen Katoda Logam Tembaga nomor satu dunia. Apalagi, Smelter tidak hanya dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan, namun sejauh mana teknologi Smelter ini mampu memberikan jaminan perlindungan lingkungan berkelanjutan. 

Data Kementerian Investasi dan Hilirasi atau BKPM nasional menyebutkan, Indonesia menempati 7 (Tujuh) besar cadangan tembaga dunia. Dimana total cadangan tembaga Indonesia sekitar 3 persen dari cadangan tembaga dunia. 

Sayangnya, Industri hilir tembaga yang dimiliki Indonesia sekarang justru berada pada urutan 18 dunia. Sementara untuk Industri tambang, Indonesia berada pada urutan 11 dunia.