NTB Perlu Belajar, Kemiskinan Ekstrem di KSB Terjun Bebas

Sumbawa Barat | Indeks penurunan angka kemiskinan menjadi indikator penting dalam menaikkan laju pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat.

Salah satu indikator kenapa angka kemiskinan turun karena faktor turunnya angka stunting. Stunting dipengaruhi gizi, daya beli dan pendapatan keluarga.

“KSB kini punya kartu KSB Maju sosial, pencegahan kemiskinan ekstrem. Yakni, subsidi atau bantuan langsung berbasis Kartu Keluarga (KK) untuk menjaga daya beli dan mencegah stunting. Karena, kartu ini menaikkan pendapatan keluarga setidaknya dua kalilipat diatas standar Bank Dunia,” kata Kepala Dinas (Kadis) Sosial, Sumbawa Barat, Ferial, S. Km, kepada wartawan, Rabu (10/9/2025).

Berdasarkan dana Bank Dunia, penduduk miskin ekstrem adalah, penduduk yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kehidupan sehari hari atau Purchasing Power Parity (PPP), yakni tidak lebih 1,9 US Dollar per hari. Atau Rp 10.739 per orang per hari. Dan atau, Rp 322.170 ribu per bulan. (Sumber data Bank Dunia 2022).

Artinya, tambah Ferial, dengan bantuan Kartu KSB Maju penanggulangan kemiskinan Ekstrem tadi, pemerintah membantu pendapatan keluarga Rp 600 ribu perbulannya. Atau hampir dua kali lipat standar Bank Dunia. Secara tidak langsung, KSB bisa menurunkan drastis bahkan bebas kemiskinan ekstrem.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sejak tahun 2020 mampu menurunkan angka stunting hingga 24,6 persen tahun 2021 dari sebelumnya, sangat tinggi yakni, 33, 40 persen. Dan tahun 2023, turun signifikan lagi, hingga ditargetkan pada level 6,4 persen.

Sumbawa Barat bahkan menargetkan penurunan angka stunting 4 persen, (sumber PPID 2024) hingga 0 persen tahun 2025. Angka stunting sangat mempengaruhi laju turun atau naiknya, kemiskinan ekstrem tadi.

Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, angka penurunan kemiskinan ekstrem tahun 2023 turun 0,64 persen dari 3,29 persen. Penyumbang tingginya prevalensi angka kemiskinan, dipengaruhi oleh angka stunting. Stunting sendiri adalah, kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, dimana kondisi yang ditandai  kurangnya tinggi badan anak. Gizi sangat dipengaruhi kemampuan daya beli keluarga.

Dari data diatas, laju penurunan angka kemiskin di NTB saja, kurang dari satu persen per tahun. Penyebabnya apa, karena angka stuntingnya masih tinggi.

Karena itu, berdasar analisa dan data diatas, kemampuan Sumbawa Barat mengatasi kemiskinan Ekstrem melalui Kartu KSB Maju sosial tadi selain angka stunting sangat rendah, program pamungkas Pemda setempat tersebut mampu menjaga bahkan menaikkan daya beli keluarga.(**)