Sumbawa Barat | PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) mulai memfokuskan pengelolaan Perhutanan Sosial melalui Agrosilvopastura, yakni, pengelolaan terpadu antara pertanian, kehutanan, dan peternakan. Sistem pengolahan lahan, dengan tanaman bernilai ekonomi tinggi guna mengatasi ketersediaan pangan dan menjaga kesuburan tanah.
“Mungkin kita sering mendengar tentang program hutan kemasyarakatan. Nah, itu bagian dari pengelolaan perhutanan sosial. Perhutanan sosial melalui Agrosilvopastura kita lakukan melalui demplot seluas 5 hektar, bekerjasama dengan KPH Brang Rea Puncak Ngengas,” kata, Senior Manager Social Impact AMMAN, Aji Suryanto, di area Kelompok Tani Hutan (KTH) Sagena Indah, Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano, Rabu (19/11/2025).
Program perhutanan sosial ini bagian dari Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) AMMAN bekerjasama dengan pemerintah Provinsi melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Brang Rea Puncak Ngengas.
Sebagai tambahan informasi, kelompok perhutanan sosial yang dilibatkan saat ini diantaranya, Sagena Indah, Batu Akik, Sampar Baru, dan Brang Lamar.
“Intinya di perhutanan sosial itu, kolaborasi antara kita (AMMAN,red) dengan KPH dan KTH itu harapannya agar, kewenangan pengelolaan hutan melalui kelompok dapat meningkatkan keasrian hutan serta membawa dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar, Aji.
Kepala, KPH Brang Rea Puncak Ngengas, memastikan kerjasama pihaknya dengan AMMAN melalui program PPM tadi, melalui perhutanan sosial Agrosilvopastura. Yakni penggabungan sistem pertanian berbasis kehutanan dan peternakan.
KPH menegaskan pemerintah provinsi melalui dukungan pendanaan AMMAN ikut membantu penyediaan bibit tanaman keras berkualitas dan tanaman untuk pakan ternak. Ada juga pelibatan Dinas pertanian peternakan daerah.
“Tanaman keras itu adalah tanaman buah seperti mangga, nangka dan kelengkeng dan tanaman asam. Sementara, tanaman pakan ternak ada Lamtoro. Tanaman keras yang kita sediakan bibitnya berkualitas premium,” kata, Kepala KPH Brang Rea Puncak Ngengas, Sirajudin, S.Hut, M.Eng.
Sementara penerima manfaat Kopi Rarak Ronges mengaku bersyukur dan terbuka menjalani program pengembangan demplot Kopi menuju Good Agricultural Practice (GAP) yang menganut pelaksanaan pertanian dan perkebunan yang baik, yang di gagas serta menjadi program unggulan AMMAN. Program ini, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan anggota kelompok sasaran.
“Terimakasih kepada pemerintah desa dan tim dari AMMAN. Kami akan mengikuti pendampingan program ini dengan serius dan berkelanjutan,” timpal, Hamzah, salah satu petani kopi di desa Rarak yang lahannya menjadi bagian uji coba demplot..
Program Perhutanan Sosial melibatkan mitra pelaksana NGO Konsepsi dan Pengembangan Demplot Kopi Rarak melibatkan tim Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka).(**)










